Pencegahan dan Penanganan Mata Minus di Tengah Era Digitalisasi
Image by stefamerpik on Freepik |
Memiliki penglihatan yang
baik merupakan sebuah anugrah. Melalui mata yang sehat kita dapat merekam setiap memori dalam perjalanan
hidup. Tentu siapapun tidak ingin kehilangan barang sedetik pun sebuah momen
dalam hidup. Namun, gangguan penglihatan masih dirasakan pada beberapa orang
mulai dari gangguan ringan hingga berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. Maka
dari itu, penting untuk memprioritaskan kesehatan mata, terutama di era
digitalisasi. Penggunaan gadget di era yang serba digital saat ini tentu tidak
dapat dihindari. Bahkan orang Indonesia rata-rata menghabiskan sekitar 8 jam
untuk mengakses internet yang dalam hal ini pasti menggunakan gadget entah
itu smartphone atau komputer. Penggunaan gadget yang semakin
masif ini menjadi pemicu kelainan refraksi mata, salah satunya miopia atau
rabun jauh.
Miopia
(rabun jauh) atau yang lebih sering disebut dengan mata minus adalah kelainan
refraksi yang terjadi ketika cahaya yang masuk jatuh tepat di depan retina.
Dalam penglihatan mata normal, cahaya yang masuk jatuh tepat di retina. Karena
adanya kelainan refraksi ini membuat objek yang berada dalam jarak jauh menjadi
berbayang. Adapun keluhan atau tanda-tanda mata minus yang dirasakan adalah
nyeri kepala, sering memicingkan mata agar dapat melihat lebih jelas objek yang
jauh, serta mata terasa lelah saat melihat jauh dalam waktu lama. Apabila
miopia sudah tinggi dan tidak terkoreksi dapat meningkatkan risiko
terjadinya katarak, ablasi retina, dan glaukoma.
Berdasarkan
data dari WHO (World Health Organization), prevalensi miopia atau mata minus
semakin meningkat. Diperkirakan pada tahun 2030, sekitar 40% dari populasi
dunia atau 3,3 miliar orang akan mengalami mata minus. Bahkan akan terus
meningkat hingga tahun 2050, dimana separuh populasi dunia atau 4,8 miliar
orang akan mengalami mata minus. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegah
mata minus?
1. Jaga jarak pandang
Melihat
layar terlalu dekat dapat meningkatkan risiko mata lelah dan menyebabkan mata
minus. Untuk itu diperlukan jarak aman dalam penggunaan gadget. Salah satunya
adalah dengan mengaplikasikan 1-2-10 untuk menentukan jarak yang aman dalam
melihat layar gadget, yaitu 1 feet (sekitar 30 cm) jarak mata dengan smartphone,
2 feet (sekitar 60 cm) jarak mata dengan komputer, dan 10 feet (sekitar 3
meter) jarak mata dengan TV.
2. Jangan terlalu lama memandang layar gadget
Ketika
mendapat pekerjaan yang mengharuskan menatap layar dalam waktu yang lama,
pastikan mata mendapat istirahat yang cukup di sela-sela waktu bekerja. Salah
satu caranya bisa dengan menerapkan aturan 20-20-20, dimana setiap 20 menit
istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat objek yang berjarak 20 feet
atau sekitar 6 meter.
3. Mengatur pencahayaan saat menggunakan
gadget
Ketika
menggunakan gadget pastikan mendapat pencahayaan yang cukup. Pencahayaan
yang kurang bisa mengakibatkan kerusakan pada mata. Aturlah pencahayaan di
sekitar dan pencahayaan dari gadget dengan mengatur brightness agar mata
nyaman.
4. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter mata
Pemeriksaan
mata secara rutin ke dokter mata diperlukan
agar bisa mengetahui sedini mungkin apabila ada masalah atau gangguan pada
mata. Terutama ketika merasakan keluhan atau tanda-tanda mata minus, lakukan
pemeriksaan segera mungkin untuk mendapatkan penanganan.
Lalu,
apabila sudah terlanjur mengalami mata minus bagaimana cara menanganinya? Ada
dua cara yang bisa dilakukan untuk menangani mata minus, yaitu mengoreksi
secara temporal atau sementara dan mengoreksi secara permanen.
1. Menggunakan kacamata atau lensa kontak
Solusi
pertama untuk mata minus adalah menggunakan kacamata dengan lensa cekung atau
bisa juga dengan menggunakan lensa kontak yang sesuai dengan besarnya miopia.
Penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat mengatur fokus di area retina
dengan menggunakan lensa dan membuat sinar cahaya menjadi jatuh tepat di
retina, sehingga penglihatan bisa lebih jelas.
Tentu
saja penggunaan kacamata atau lensa kontak ini tidak bisa menghilangkan mata
minus. Ini hanya mengoreksi mata minus secara temporal. Jika kacamata atau
lensa kontak dilepas, penglihatan akan kabur kembali.
2. Operasi LASIK (Laser Assisted In-Situ
Keratomielusis)
Dengan
melakukan prosedur operasi LASIK dapat mengoreksi mata minus secara
permanen atau dengan kata lain menyembuhkan mata minus. Peralatan medis saat
ini telah ditunjang dengan tekonlogi-teknologi mutakhir yang dapat menunjang
ketepatan diagnosa dan akurasi penanganan gangguan penglihatan. Termasuk dalam
operasi LASIK, teknologi yang digunakan sudah canggih dimana tembakan lasernya
sangat presisi dan dengan tepat mengenai target. Mesin laser telah dilengkapi
dengan eyetracker yang menargetkan sasaran LASIK dengan tepat. Apabila mata
bergerak di luar pola yang ditetapkan maka mesin tidak akan bekerja. Sehingga
operasi LASIK ini sangat aman karena tidak akan salah sasaran. Tingkat
keberhasilan operasi LASIK pun termasuk tinggi dibandingkan dengan
operasi-operasi lain pada umumnya. Sekitar 96% pasien yang menjalani operasi
ini mengalami peningkatan penglihatan lebih baik.
Untuk
bisa menjalani operasi LASIK ada batasan usia minimal, yaitu 18 tahun. Hal ini
karena status refraksi sudah stabil pada usia tersebut. Ketika usia masih di
bawah 18 tahun bola mata sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
tentunya berimbas pada status refraksi yang bisa berubah-ubah. Selain masalah
usia, kondisi mata pasien pun harus mendukung untuk bisa dilakukan operasi
LASIK sehingga sebelum mengambil tindakan perlu melakukan konsultasi dengan
dokter mata.
Itu
dia yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani mata minus. Ingat, mata
adalah jendela dunia dan menjaga kesehatan mata itu penting. Apalagi dengan
penggunaan gadget dalam keseharian di tengah era digitalisasi tentu kita perlu
lebih ekstra dalam menjaga kesehatan mata. Sebisa mungkin lakukan pencegahan
daripada mengobati. Namun, ketika sudah mengalami gangguan penglihatan ambil
tindakan penanganan secepat mungkin agar tidak semakin parah. Jangan sampai
menyesal ya!
Referensi
https://kmu.id/cara-menjaga-kesehatan-mata/#Batasi_penggunaan_gadget
https://kmu.id/cara-menyembuhkan-mata-minus/
https://kmu.id/kelainan-refraksi-jenis-pengobatan-hingga-pencegahan/
https://nationallasikcenter.id/alat-bantu-penglihatan-untuk-mata-minus/?
https://nationallasikcenter.id/penyebab-mata-minus/?
https://nationallasikcenter.id/batas-usia-lasik/
https://nationallasikcenter.id/tingkat-keberhasilan-operasi-lasik/?
Komentar
Posting Komentar