Full Day School di Indonesia

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap negara dalam rangka memberdayakan sumber daya manusianya. Bagi beberapa negara, pendidikan tentu sangat penting untuk masa depan sebuah negara sehingga pendidikan benar-benar diperhatikan dengan baik. Lalu apa kabar dengan pendidikan di Indonesia?

Di Indonesia sendiri pendidikan ada sebagai perwujudan dari salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentu melihat hal tersebut pendidikan amatlah penting bagi Indonesia. Namun apa adanya tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Pendidikan di Indonesia memang penting tapi pembangunan untuk pendidikan dari Sabang sampai Merauke belumlah merata dan masih menimbulkan banyak problematika. Berbicara mengenai sistem pendidikan di Indonesia tentunya sistem pendidikan kita belumlah sebaik itu bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

Adapun salah satu sistem pendidikan yang masih terbilang baru diterapkan di Indonesia adalah Full Day School. Ketika Kemdikbud mengeluarkan wacana Full Day School muncul banyak pro dan kontra dalam menanggapi wacana tersebut, sekalipun mendapat kontra pada akhirnya sistem tersebut tetap diuji coba pada beberapa sekolah yang merasa sanggup untuk melaksanakan Full Day School. Seiring berjalannya waktu hampir seluruh sekolah di Indonesia akhirnya menerapkan Full Day School sampai saat ini. Apa saja sebenarnya perubahan yang terjadi ketika Full Day School diterapkan?

Setidaknya sudah sekitar tiga atau empat tahun sejak Full Day School dilaksanakan tentu ada perubahan yang dirasakan oleh mereka yang berkecimpungan di dalam dunia pendidikan baik itu tenaga pendidik maupun peserta didik. Dalam pelaksanaannya nyatanya Full Day School tidaklah seefektif seperti yang dicanangkan pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari jam belajar yang belajar. Siswa yang biasanya belajar dari pukul 07.00 sampai 13.00 kini harus belajar dari pukul 07.00 hingga 16.00. Kurang lebih siswa menghabiskan waktunya selama sembilan jam untuk belajar di sekolah. Dalam waktu belajar seperti itu jelas pembelajaran sangatlah tidak efektif. Perlahan pasti konsentrasi peserta didik akan menurun seiring waktu, apalagi pada jam pelajaran yang mendapat jam di atas jam 12 siang. Situasi sudah sangat tidak kondusif di jam tersebut karena memasuki jam untuk istirahat juga terkadang cuaca yang cukup panas di Indonesia mengganggu konsentrasi. Selain masalah jam belajar, jam istirahat pun turut menjadi masalah. Saat Full Day School diterapkan waktu istirahat dalam sehari hanya sekitar tiga puluh menit untuk dua kali waktu istirahat dalam sehari. Tentu waktu ini tidak bisa mengimbangi lamanya jam belajar selama sembilan jam.   

Di samping masalah waktu, jumlah mata pelajaran yang harus dipelajari pun menjadi masalah seperti yang kita ketahui ada sekitar enam belas mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa-siswi Indonesia selama menempuh pendidikan. Bisa dibayangkan dalam sehari siswa kira-kira harus mempelajari sekitar lima pelajaran yang berbeda dalam waktu sembilan jam. Tentu ini akan menimbulkan problematika ketidakefektifan pembelajaran karena bukan suatu hal yang tidak mungkin apabila pembelajaran dalam satu hari itu bisa dipahami peserta didik dengan baik mengingat jumlah mata pelajaran yang dipelajari sangat banyak.

Sekali pun hari sekolah kini hanya lima hari sekolah sama seperti hari kerja pegawai dan menyisakan hari Sabtu dan Minggu sebagai hari libur nyatanya tidak ada yang berbeda dengan sistem enam hari sekolah. Pada penerapannya sebenarnya semua pelajaran yang dilaksanakan di hari Sabtu jadwalnya dipindah dan disebar ke hari Senin sampai Jumat dan akhirnya sistem itulah yang disebut sebagai Full Day School. Sekalipun siswa mendapat hari libur lebih di hari Sabtu dan Minggu, nyatanya hari Sabtu atau Minggu tidak jarang pula harus dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu sehingga terkadang tidak ada yang namanya waktu libur bagi seorang siswa.

Mungkin penerapan Full Day School tidak akan terlalu memberatkan atau menjadi culture shock bagi siswa SMA atau SMP namun akan berbeda halnya apabila ketika sistem ini diterapkan untuk jenjang sekolah dasar karena pada masing-masing jenjang usia SD, SMP, hingga SMA memiliki perbedaan perkembangan. Full Day School jelas tidak sesuai apabila diterapkan pada jenjang SD karena pada usia tersebut perkembangan anak-anak tidaklah hanya sebatas pada belajar hingga sore hari, tetapi anak-anak juga perlu waktu istirahat yang pas juga waktu bermain yang seimbang. Bukan hanya sekedar belajar. Saat ini pun siswa SD menerapkan Full Day School, pada beberapa sekolah dasar siswa belajar dari pukul 07.00 sampai 15.00.

Meskipun sudah berjalan cukup lama, Full Day School malah menunjukkan ketidakefektifan dan masih tetap berlangsung. Tentu ini perlu kajian lagi dari pemerintah utamanya Kemendikbud yang bertanggung jawab dalam pendidikan di Indonesia agar Full Day School bisa berlangsung secara efektif dan tujuan pendidikan Indonesia bisa tercapai secara maksimal. Mengingat sistem pendidikan seperti ini bukanlah yang pertama kali diterapkan di dunia. Sistem seperti ini sudah diterapkan di negara-negara maju seperti Korea Selatan, Singapura, dan Jepang. Dengan melihat bagaimana keberhasilan pelaksanaan Full Day School di sana, Indonesia tentu juga bisa berhasil menerpakan Full Day School secara baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Nasabah Bijak dalam Menggunakan Layanan Digital BRI

Pencegahan dan Penanganan Mata Minus di Tengah Era Digitalisasi

Konsep Tri Hita Karana yang Tetap Eksis pada Era Modernisasi