Menjadi Nasabah Bijak dalam Menggunakan Layanan Digital BRI
Tidak
dapat dipungkiri saat ini dunia sedang berkembang dengan pesat melalui teknologi-teknologi
mutakhir yang diciptakan setiap tahunnya untuk membantu kehidupan manusia.
Perlahan tapi pasti seluruh aspek kehidupan manusia mulai berjalan ke arah
digital melalui penerapan teknologi. Kini, hampir setiap orang memiliki smartphone dan bisa mengakses apapun
yang diperlukan melalui smartphone. Mulai
dari hanya sekadar bertukar sapa, menonton video, berbelanja hingga melakukan
transaksi keuangan, semuanya dapat dengan mudah dilakukan di era digitalisasi.
Perbankan
menjadi salah satu sektor yang menerapkan teknologi dan terus berinovasi di era
digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya operasional
perusahaan serta yang terpenting adalah memudahkan nasabah dalam melakukan
transaksi dimanapun dan kapanpun. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah layanan
digital seperti mobile banking yang
dapat memudahkan nasabah untuk mengakses layanan bank secara online melalui smartphone. Namun, sejalan dengan kemudahan yang ditawarkan, ada
masalah kejahatan siber yang selalu mengintai dalam aktivitas digital. Kejahatan
siber atau cyber crime merupakan
tindakan kejahatan yang dilakukan di ruang digital dengan memanfaatkan
penggunaan teknologi informasi dalam melancarkan aksi kejahatan.
Kejahatan
siber dalam perbankan menjadikan nasabah yang menggunakan layanan digital sebagai
target utama. Tindak kejahatan siber dalam perbankan bertujuan untuk
mendapatkan informasi rekening, kartu kredit, dan meretas sistem basis data
bank. Salah satu tindak kejahatan siber di sektor perbankan yang banyak
dijumpai adalah social engineering. Social engineering adalah manipulasi
psikologis seseorang yang bertujuan untuk mendapatkan infromasi tertentu dengan
menipu secara halus, baik itu disadari atau tidak melalui telepon atau
berbicara langsung. Teknik yang digunakan dalam kejahatan ini biasanya
menggunakan teknik phising. Teknik phising dilakukan dengan mengelabui atau
memanipulasi nasabah sehingga mereka memberikan data dan informasi yang
diperlukan untuk mengakses akun rekening nasabah. Pengelabuan dilakukan dengan
menyamar melalui saluran komunikasi seperti email, SMS, atau pesan WhatsApp. Adapun modus yang digunakan
adalah dengan mengaku sebagai pegawai bank yang menginformasikan adanya
perubahan biaya layanan SMS atau internet
banking, pemberian bonus pulsa, atau pembagian hadiah undangan. Dalam pesan
informasi tersebut disisipkan tautan palsu yang mengarah pada website yang memang dirancang untuk
melancarkan kejahatan atau dalam hal ini mencuri informasi rekening nasabah.
![]() |
Sumber: bri.co.id |
BRI
sebagai salah satu bank BUMN di Indonesia tentunya turut berinovasi dalam
pengembangan layanan digital perbankan. Dalam hal ini BRI mengembangkan dan
mengoptimalkan layanan digital seperti digital
banking BRImo, aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit BRISPOT,
laku pandai Agen BRILink, hingga aplikasi BRIAPI. Layanan digital yang
disediakan BRI tentunya perlu diimbangi dengan kesiapan nasabah yang melek
digital dan infromasi. Karena sebagai salah satu bank dengan jumlah nasabah
yang besar tentu ini bisa menjadi ladang yang bagus bagi para pelaku kejahatan
siber dalam melancarkan aksinya. Maka dari itu, nasabah perlu diberikan edukasi
terkait digitalisasi layanan perbankan. Dalam hal tersebut BRI menggandeng penyuluh
digital yang akan mendampingi nasabah atau calon nasabah saat mengakses layanan
digital. Penyuluh digital akan menjadi garda terdepan dalam digitalisasi BRI mulai
dari sosioalisasi produk digital, sosialisasi resiko, dan kemanan produk
digital.
Meski
dengan hadirnya penyuluh digital tetap yang menjadi kunci utama agar terhindar
dari kejahatan siber adalah nasabah itu sendiri. Sebagai nasabah yang
menggunakan layanan digital, yang diperlukan tidak hanya melek digital tetapi
juga melek terhadap informasi yang diterima. Bagi nasabah BRI yang menggunakan
layanan digital berikut tips agar terhindar dari kejahatan siber.
1. Waspada terhadap segala email, WhatasApp, dan telepon
yang mengatasnamakan BRI. Dalam kejahatan siber perbankan saluran-saluran
tersebut dimanfaatkan untuk untuk melancarkan kejahatan. Jadi pastikan jika
pesan yang diterima berasal dari akun sosial media atau channel contact resmi BRI.
![]() |
Sumber: twitter.com/kontakBRI |
2. Jangan asal mengklik tautan. Salah satu modus yang
dilakukan dalam kejahatan siber perbankan adalah dengan mengirimkan tautan.
Dimana tautan tersebut akan mengarah pada website yang memang dirancang untuk
melancarkan kejahatan. Informasi mengenai akun rekening akan terlacak ketika
mengklik tautan. Sehingga secara tidak sadar saldo rekening dapat terkuras.
3. Jaga kerahasiaan data atau informasi, seperti PIN,
username, password, kode OTP, dan M-Token. Jangan berbagi data atau informasi
terkait hal-hal tersebut kepada siapapun.
4. Laporkan apabila menemukan akun palsu yang
mengatasnamakan BRI dengan menghubungi kontak BRI di 14017/1500017 atau melalui
email ke calibri@bri.co.id.
Itulah beberapa
tips yang bisa dilakukan selama menggunakan layanan digital BRI. Mari menjadi nasabah bijak yang selalu
memverifikasi setiap informasi yang diterima. Selalu waspada terhadap modus social engineering agar transaksi
perbankan aman. Jangan sampai saldo rekening terkuras karena kurang awas.
Referensi
https://bri.co.id/lcs/-/asset_publisher/G3x3P8wG7JRn/content/waspada-penipuan-akun-palsu-bri
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40702
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/waspadai-kejahatan-siber-yang-sering-terjadi-di-internet/
https://hariansinggalang.co.id/penyuluh-digital-transformasi-kekinian-bri-di-usia-126-tahun/
Daftar
Pustaka
Faridi, M. K. (2018). Kejahatan Siber Dalam Bidang
Perbankan. Cyber Security dan Forensik Digital, 1(2), 57-61.
Suwiknyo, F. B. (2021). Tindak Kejahatan Siber di Sektor
Jasa Keuangan dan Perbankan. Lex Privatum, 9(4).
Komentar
Posting Komentar